<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d33468724\x26blogName\x3dSarana+Mendunia\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://dmruli.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den_US\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://dmruli.blogspot.com/\x26vt\x3d-2935435255231741796', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>

Name:Dharma Maruli T
Home: Jakarta, Indonesia



Aksara Bermakna

Tidak berlebihan bila dikatakan bahwa "membaca" adalah syarat utama guna membangun sebuah peradaban. Semakin bagus sesuatu yang dibaca, maka semakin tinggi peradaban, demikian pula sebaliknya. Tidak mustahil pada suatu ketika "manusia" akan didefinisikan sebagai "makhluk membaca", suatu definisi yang tidak kurang nilai kebenarannya dari definisi lainnya semacam "makhluk sosial" atau "makhluk berpikir".



Add to Technorati Favorites

Add to My Yahoo!
blog-indonesia.com

Salam Pembuka

Assalamu'alaikum Wr.Wb.
Selamat datang di personal website ku. Website ini saya buat sebagai bentuk aktualisasi diri. Content yang disajikan umumnya berupa aktualisasi diri yang sifatnya umum maupun artikel yang specific seperti "Hukum", "Keluarga" dan "Dunia Islam"yang disarikan dari berbagai sumber. Harapannya semoga informasi yang tersaji, dapat dijadikan sebagai bahan renungan sehingga dapat memberi pencerahan serta dapat memperluas cakrawala berpikir.
Apabila anda berkeinginan untuk menyampaikan pesan dan kesan, silahkan klik "post a comment" disetiap akhir posting tulisanku.

Semoga karya ini bermanfaat.

www.flickr.com

Monday, March 31, 2008

Film yang Menuai Kontroversi

Lagi-lagi umat Islam dipecundangi oleh media barat. Lantaran peluncuran film yg berjudul Fitna di internet, memicu segenap umat Islam untuk melancarkan protes keras terhadap pihak yang membuat film tersebut. Geer Wilders, sang pembuat film sepertinya tak pernah bercermin pada pengalaman yang telah lalu.

Film yg berjudul Fitna, isinya secara terang-terangan menyudutkan umat Islam dan ajarannya. Dalam film itu, umat Islam digambarkan sebagai agama teroris dan Al-Quran sebuah kitab suci yang berbau rasial.

Padahal, masih segar dalam ingatan kita, ketika di sejumlah negara muslim, termasuk Indonesia terjadi aksi protes yang cukup gencar sebagai reaksi protes terhadap kartun Nabi Muhammad SAW yang diidentikkan dengan teroris dalam sebuah majalah di Denmark.

Wilders nampaknya sengaja memproduksi film itu untuk menumbuhkan ketegangan antarumat beragama di dunia. Fitna, yang berdurasi sekitar seperempat jam, berisi kompilasi potongan adegan kekerasan, antara lain teror 11 September dan pemenggalan kepala seorang sandera kelompok tertentu yang oleh pembuatnya dikaitkan dengan Islam. Film ini juga mengutip potongan ayat-ayat Al-Quran yang oleh Wilders dianggap menyarankan kekerasan dan terorisme.

Sebelum film itu ditayangkan lewat internet. Konon kabarnya, Wilders sudah mendapat kesulitan untuk memutar Fitna di negerinya sendiri. Pemerintah Belanda telah mengecam agar dia tak meneruskan rencananya untuk menyebarluaskan film tersebut. Bahkan, ketika film ini direncanakan untuk di ikutsertakan dalam sebuah festival, pemerintah Belanda pun kembali melarangnya. Tapi akhirnya, melalui situs www.lifeleak.com film yang melecehkan umat Islam itu berhasil diluncurkan. Sejak itu pula, Fitna dengan cepat menyebar ke berbagai penjuru dunia.

Oleh sebab itu akhirnya mudah ditebak, gelombang reaksi keras segera bermunculan dari dunia Islam. Kecaman datang bertubi-tubi antara lain, dari Bangladesh dan Iran. Kedua negara ini malah mengancam akan memutus hubungan diplomatiknya dengan Belanda.

Meski umat Islam tak luput dari gempuran tuduhan terorisme dan rasialisme dari negara yang memusuhi Islam, namun seyogyanya umat muslim harus tetap mengedepankan sisi-sisi perdamaian dari agama. Serta tidak mudah terpancing oleh pihak-pihak yang memperuncing aspek kekerasan dalam agama. Karena hal ini merupakan salah satu ujian bagi emosi umat Islam itu sendiri.

Pasalnya, jika reaksi kaum muslimin bersifat emosional dan anarkis, justru hal itu akan menegaskan dan membenarkan, bahwa Islam memang agama teroris. Dengan Fitna ini, Barat justru akan mengetahui peta radikalisme Islam. Kini tinggal umat Islam sendiri, terpancing atau tidak. Ini juga menguji kedewasaan keberagamaan umat Islam tentunya.

baca lanjutannya...>>

Wednesday, March 19, 2008

Gaji Papa Berapa?

Seperti biasa Andrew, Kepala Cabang di sebuah perusahaan swasta terkemuka di Jakarta , tiba di rumahnya pada pukul 9 malam. Tidak seperti biasanya, Sarah, putri pertamanya yang baru duduk di kelas tiga SD membukakan pintu untuknya. Nampaknya ia sudah menunggu cukup lama.

"Kok, belum tidur ?" sapa Andrew sambil mencium anaknya.

Biasanya Sarah memang sudah lelap ketika ia pulang Dan baru terjaga ketika ia akan berangkat ke kantor pagi Hari.

Sambil membuntuti sang Papa menuju ruang keluarga, Sarah menjawab, "Aku nunggu Papa pulang. Sebab aku mau tanya berapa sih gaji Papa ?"

"Lho tumben, kok nanya gaji Papa ? Mau minta uang lagi, ya ?"

"Ah, enggak. Pengen tahu aja" ucap Sarah singkat.

"Oke. Kamu boleh hitung sendiri. Setiap Hari Papa bekerja sekitar 10 jam Dan dibayar Rp. 400.000,-. Setiap bulan rata-rata dihitung 22 Hari kerja.

Sabtu Dan Minggu libur, kadang Sabtu Papa masih lembur. Jadi, gaji Papa dalam satu bulan berapa, hayo ?"

Sarah berlari mengambil kertas Dan pensilnya dari meja belajar sementara Papanya melepas sepatu Dan menyalakan televisi. Ketika Andrew beranjak menuju kamar untuk berganti pakaian, Sarah berlari mengikutinya. "Kalo satu Hari Papa dibayar Rp. 400.000,- untuk 10 jam, berarti satu jam Papa digaji Rp. 40.000,- dong" katanya.

"Wah, pinter kamu. Sudah, sekarang cuci kaki, tidur" perintah Andrew Tetapi Sarah tidak beranjak. Sambil menyaksikan Papanya berganti pakaian, Sarah kembali bertanya, "Papa, aku boleh pinjam uang Rp. 5.000,- enggak ?"

"Sudah, nggak usah macam-macam lagi. Buat apa minta uang malam-malam begini ? Papa capek. Dan mau mandi dulu. Tidurlah".

"Tapi Papa..."

Kesabaran Andrew pun habis. "Papa bilang tidur !" hardiknya mengejutkan Sarah. Anak kecil itu pun berbalik menuju kamarnya.

Usai mandi, Andrew nampak menyesali hardiknya. Ia pun menengok Sarah di kamar tidurnya. Anak kesayangannya itu belum tidur. Sarah didapati sedang terisak-isak pelan sambil memegang uang Rp. 15.000,- di tangannya.

Sambil berbaring Dan mengelus kepala bocah kecil itu, Andrew berkata, "Maafkan Papa, Nak, Papa sayang sama Sarah. Tapi buat apa sih minta uang malam-malam begini ? Kalau mau beli mainan, besok kan bisa. Jangankan Rp. 5.000,- lebih dari itu pun Papa kasih" jawab Andrew.

"Papa, aku enggak minta uang. Aku hanya pinjam. Nanti aku kembalikan kalau sudah menabung lagi dari uang jajan selama minggu ini".

"lya, iya, tapi buat apa ?" tanya Andrew lembut.

"Aku menunggu Papa dari jam 8. Aku mau ajak Papa main ular tangga. Tiga puluh menit aja. Mama sering bilang kalo waktu Papa itu sangat berharga.

Jadi, aku mau ganti waktu Papa. Aku buka tabunganku, hanya Ada Rp. 15.000,- tapi karena Papa bilang satu jam Papa dibayar Rp. 40.000,- maka setengah jam aku harus ganti Rp. 20.000,-. Tapi duit tabunganku kurang Rp. 5.000, makanya aku mau pinjam dari Papa" kata Sarah polos.

Andrew pun terdiam. IA kehilangan kata-kata. Dipeluknya bocah kecil itu erat-erat dengan perasaan haru. Dia baru menyadari, ternyata limpahan harta yang dia berikan selama ini, tidak cukup untuk "membeli" kebahagiaan anaknya.


Sumber : dikutip dari email.

baca lanjutannya...>>

Thursday, March 13, 2008

Komputerku "Hang"

Bagi para pengguna komputer, pasti pernah mendengar atau paling tidak mengalami komputer yang digunakan hang. Ketika tiba-tiba masalah ini muncul, pasti pikiran langsung berkecamuk. Perasaan khawatir kalau-kalau komputer rusak, bisa bercampur aduk tak karuan. Apalagi kalau tengah berada dalam kesibukan yang sangat padat.

Hang adalah suatu kondisi dimana sistem operasi komputer yang digunakan tidak dapat bekerja dengan semestinya. Dengan kata lain komputer tidak merespon perintah yang kita berikan. Kadangkala pointer mouse yang ada di layar tidak bisa digerakkan sama sekali, atau muncul tulisan error. Ketika gejala ini timbul, bisa dipastikan komputer anda mengalami hang.

Kejadian ini acapkali aku alami. Ironisnya, ketika load pekerjaan sedang menumpuk. Ketika tengah bersibuk ria mengetik, eh.. tiba-tiba komputer ku ngambek. Nah kalau sudah begini konsentrasiku mendadak buyar, mood berangsur-angsur hilang, dan semangat untuk menyelesaikan pekerjaan seketika juga pudar.

Hal sederhana yang kerapkali kulakukan lantaran terbukti sedikit tokcer adalah dengan mencoba me-restart komputer dengan menekan tombol Ctrl-Alt-Del secara bersamaan. Tidak jarang pula apabila langkah pertama tidak menimbulkan reaksi, biasanya telunjuk ini langsung menekan tombol reset atau tombol on/off yang terdapat pada casing agar. Tetapi jika langkah tersebut tidak juga menunjukkan hasil, maka ku coba untuk mencari alternatif lain untuk pemecahannya.Namun, setelah beberapa kali mencoba menerapkan langkah-langkah demikian dan hasilnya nihil, barulah kemudian aku contact teknisi komputer untuk memperbaikinya.

Apa gerangan yang terjadi? Hasil pendeteksian menunjukkan, ada salah satu program komputerku yang terhapus. Jadi kalau sudah begini, tentu saja komputerku error. Selidik punya selidik, terhapusnya program tersebut disebabkan oleh tangan-tangan mungil (bukan tangan jahil) buah hatiku yang kerap ikut menekan tombol-tombol komputerku. Padahal, komputer mainan sudah aku belikan untuk mereka. Mungkin lantaran keingintahuan mereka terhadap komputer yang sesungguhnya cukup besar, maka jadilah benda itu tak luput dari jamahannya.

Setelah komputer kembali normal, agar kejadian serupa tidak terulang, maka ketika komputer selesai ku gunakan, kabel yang terhubung ke listrik segera aku cabut. Jadi, ketika sang buah hati menekan tombol on/off, komputer tidak bereaksi.

baca lanjutannya...>>

Wednesday, March 05, 2008

Dampak Perubahan Iklim


Saat ini, kalender telah menunjukan awal bulan Maret, namun musim penghujan belum kunjung menunjukkan tanda-tanda akan berakhir. Sesekali Ibukota masih saja diguyur hujan. Tak tentu memang…. kadang pagi, sore atau malam hari. Barangkali, ini semua terjadi akibat dari dampak perubahan iklim yang disebabkan oleh pemanasan global. Sehingga iklim kadangkala sulit untuk diprediksi, meski dengan peralatan canggih sekalipun.

Konon kabarnya iklim di Indonesia mulai bergeser. Yang dalam beberapa dekade silam musim penghujan dimulai pada awal bulan September hingga akhir Desember. Akan tetapi saat ini keadaannya sudah berubah menjadi tidak demikian. Seolah-olah alam sudah berontak. Nyatanya, hingga awal bulan Maret ini, intensitas curah hujan masih cukup tinggi. Akibatnya tentu saja berdampak pada kondisi kesehatan masyarakat. Dengan kondisi cuaca yang tidak menentu ini, berbagai penyakit akan mudah sekali menyerang, terutama influenza dan batuk.

Keadaan cuaca di Jakarta yang tidak menentu akhir-akhir ini menyebabkan kedua buah hatiku terserang flu. Meski terbilang flu ringan, namun paling tidak mengganggu keceriaan mereka bermain. Walau demikian, sebagai orang beriman keadaan demikian harus kami terima. Bukankah kenikmatan sehat dapat diresapi ketika sedang jatuh sakit ?

Di keluargaku, indikasi mulai menurunnya kesehatan, pertama kali dirasakan oleh buah hatiku yang pertama. Gejalanya, suhu tubuh Alya putriku menunjukan angka diatas normal. Nafsu makannya mendadak menurun, serta kondisi tubuhnya berangsur melemah. Bukan hanya flu yang menyerang sang buah hati, namun sesekali disertai batuk. Melihat kondisi demikian, segera kami berikan obat generik, sebagai pertolongan pertama maksudnya. Namun ternyata setelah berhasil diminum tidak menunjukkan hasil yang signifikan. Reaksi obat hanya berlangsung sementara. Beberapa saat kemudian suhu tubuhnya kembali meningkat. Agar tidak terlampau parah, keesokan harinya segera kami bawa ke dokter untuk diperiksa. Hasil diagnosa dokter memperlihatkan bahwa, putriku hanya terserang flu dan batuk biasa. Oleh dokter kemudian diberikan obat yang dapat menstabilkan kondisi kesehatannya. Alhamdulillah kondisi kesehatan Alya berangsur membaik.

Namun beberapa hari berselang, kini giliran adiknya yang masih balita juga terserang penyakit yang sama. Suhu tubuh Alfi saat itu meningkat drastis. Nafsu makan juga menurun dan sering rewel. Meski istriku telah mencoba untuk mengkompres dengan air dingin, namun panas tubuhnya tak kunjung turun. Keruan saja, kami sempat tidak tidur semalaman, demi untuk menjaga sang buah hati. Dalam keadaan demikian, istriku sempat menerapkan saran agar membantu dengan meminum obat penurun panas agar dapat teralirkan melalui ASI. Kebetulan sang buah hati masih menyusu dengan ASI. Tetapi upaya itu ternyata sia-sia. Suhu tubuh Alfi masih cukup tinggi.

Keesokan paginya kami putuskan untuk segera membawanya ke dokter untuk mendapat pemeriksaan lebih lanjut. Hasil pemeriksaan dokter menunjukkan, penyakit yang menyerang buah hatiku tergolong ringan, hanya sekadar flu biasa. Namun yang agak mencemaskan kami adalah, napas yang keluar dari rongga hidungnya kelihatan sedikit tersengal. Kondisi itu tentu saja sangat mengkhawatirkan kami sebagai orang tua. Menurut pemeriksaan dokter, hal itu disebabkan oleh bertumpuknya cairan lendir yang menyumbat rongga hidungnya, sehingga aliran udara tidak dapat berjalan dengan lancar. Lalu dokter menyarankan agar dilakukan fisioterapi dengan cara penguapan (inhalasi). Maksudnya, agar cairan yang menyumbat rongga hidung dan paru-parunya dapat segera keluar.

Mungkin bagi orang dewasa, penyumbatan itu dapat segera diatasi dengan membuang lendir dari rongga hidung dengan cara menghembuskan napas kuat-kuat. Biasanya setelah hal itu dilakukan, pasti seketika itu juga napas akan plong. Namun sedikit bermasalah dengan bayi. Pasalnya, bayi belum mampu untuk melakukan hal semacam itu. Cara yang paling aman untuk bayi adalah dengan penguapan / inhalasi. Alhasil, setelah beberapa kali terapi, cairan yang menggumpal dalam rongga hidung dan tubuhnya dapat keluar, dan napas pun kembali lega. Saat ini sang buah hati berangsur sembuh dan kembali menunjukkan keceriaannya.

baca lanjutannya...>>