Film yang Menuai Kontroversi
Lagi-lagi umat Islam dipecundangi oleh media barat. Lantaran peluncuran film yg berjudul Fitna di internet, memicu segenap umat Islam untuk melancarkan protes keras terhadap pihak yang membuat film tersebut. Geer Wilders, sang pembuat film sepertinya tak pernah bercermin pada pengalaman yang telah lalu.
Film yg berjudul Fitna, isinya secara terang-terangan menyudutkan umat Islam dan ajarannya. Dalam film itu, umat Islam digambarkan sebagai agama teroris dan Al-Quran sebuah kitab suci yang berbau rasial.
Padahal, masih segar dalam ingatan kita, ketika di sejumlah negara muslim, termasuk Indonesia terjadi aksi protes yang cukup gencar sebagai reaksi protes terhadap kartun Nabi Muhammad SAW yang diidentikkan dengan teroris dalam sebuah majalah di Denmark.
Wilders nampaknya sengaja memproduksi film itu untuk menumbuhkan ketegangan antarumat beragama di dunia. Fitna, yang berdurasi sekitar seperempat jam, berisi kompilasi potongan adegan kekerasan, antara lain teror 11 September dan pemenggalan kepala seorang sandera kelompok tertentu yang oleh pembuatnya dikaitkan dengan Islam. Film ini juga mengutip potongan ayat-ayat Al-Quran yang oleh Wilders dianggap menyarankan kekerasan dan terorisme.Sebelum film itu ditayangkan lewat internet. Konon kabarnya, Wilders sudah mendapat kesulitan untuk memutar Fitna di negerinya sendiri. Pemerintah Belanda telah mengecam agar dia tak meneruskan rencananya untuk menyebarluaskan film tersebut. Bahkan, ketika film ini direncanakan untuk di ikutsertakan dalam sebuah festival, pemerintah Belanda pun kembali melarangnya. Tapi akhirnya, melalui situs www.lifeleak.com film yang melecehkan umat Islam itu berhasil diluncurkan. Sejak itu pula, Fitna dengan cepat menyebar ke berbagai penjuru dunia.
Oleh sebab itu akhirnya mudah ditebak, gelombang reaksi keras segera bermunculan dari dunia Islam. Kecaman datang bertubi-tubi antara lain, dari Bangladesh dan Iran. Kedua negara ini malah mengancam akan memutus hubungan diplomatiknya dengan Belanda.
Meski umat Islam tak luput dari gempuran tuduhan terorisme dan rasialisme dari negara yang memusuhi Islam, namun seyogyanya umat muslim harus tetap mengedepankan sisi-sisi perdamaian dari agama. Serta tidak mudah terpancing oleh pihak-pihak yang memperuncing aspek kekerasan dalam agama. Karena hal ini merupakan salah satu ujian bagi emosi umat Islam itu sendiri.
Pasalnya, jika reaksi kaum muslimin bersifat emosional dan anarkis, justru hal itu akan menegaskan dan membenarkan, bahwa Islam memang agama teroris. Dengan Fitna ini, Barat justru akan mengetahui peta radikalisme Islam. Kini tinggal umat Islam sendiri, terpancing atau tidak. Ini juga menguji kedewasaan keberagamaan umat Islam tentunya.