Setiap slogan tentu mempunyai konotasi tersendiri. Slogan merupakan ungkapan lain dari sebuah janji. Sedangkan janji terkait dengan etika moral. Oleh sebab itu jangan percaya pada kandidat yang pernah ingkar janji. Jika kita coba untuk melakukan komparasi dari ketiga slogan, maka "Pro Rakyat" mengandung arti dahulukan kepentingan rakyat kecil. Kata "Pro Rakyat" juga mampu menangkap perasaan kelas menengah maupun rakyat miskin, dan kalangan penganggur.
Kata "Lanjutkan" bernada perintah halus. Masalahnya, apakah rakyat sudah merasa puas dengan keadaan sekarang? Apakah pemerintahan SBY sudah sesuai dengan harapan dan janjinya pada Pemilu 2004 sehingga kata "Lanjutkan" menjadi slogan politik ? Kata "Lanjutkan" bisa juga berarti mempertahankan keadaan yang sudah ada (status quo) daripada melakukan suatu perubahan.
"Lebih Cepat, Lebih Baik" dapat diartikulasikan sebagai sebuah perubahan. Kata perubahan dan reformasi dapat diselaraskan meski kedua kata itu memiliki arti yang sedikit berbeda. Reformasi adalah suatu proses penataan kembali kelembagaan secara tertib dan damai atas ketidakwajaran, ketidaksempurnaan, atau keusangan. Sedang makna perubahan dapat saja dikaitkan dengan reformasi.
Sejatinya slogan politik yang paling tepat jika dihubungkan dengan keadaan sekarang adalah yang mengandung kata perubahan. Misalnya, "lebih cepat perubahan lebih baik", atau "pro rakyat untuk perubahan" atau "mari lanjutkan dengan perubahan".
Tanpa perubahan, siapa pun yang memimpin negeri ini akan menghadapi resistensi dari rakyat. Seperti halnya Presiden Soekarno dan Presiden Soeharto yang dilengserkan lantaran tuntutan perubahan. Tuntutan menurunkan sang Presiden dari tahta jabatannya bukan disebabkan karena keterpurukan ekonomi semata, tetapi bersifat multidimensi.
Jadi slogan yang baik adalah yang tepat sasaran. Ekspektasi masyarakat akan terjadinya perubahan sangat besar. Jika berbagai tuntutan perubahan dapat dituntaskan, maka persoalan stabilitas dengan sendirinya akan dapat ditangani, Semoga.