<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d33468724\x26blogName\x3dSarana+Mendunia\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://dmruli.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den_US\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://dmruli.blogspot.com/\x26vt\x3d-2935435255231741796', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>

Name:Dharma Maruli T
Home: Jakarta, Indonesia



Aksara Bermakna

Tidak berlebihan bila dikatakan bahwa "membaca" adalah syarat utama guna membangun sebuah peradaban. Semakin bagus sesuatu yang dibaca, maka semakin tinggi peradaban, demikian pula sebaliknya. Tidak mustahil pada suatu ketika "manusia" akan didefinisikan sebagai "makhluk membaca", suatu definisi yang tidak kurang nilai kebenarannya dari definisi lainnya semacam "makhluk sosial" atau "makhluk berpikir".



Add to Technorati Favorites

Add to My Yahoo!
blog-indonesia.com

Salam Pembuka

Assalamu'alaikum Wr.Wb.
Selamat datang di personal website ku. Website ini saya buat sebagai bentuk aktualisasi diri. Content yang disajikan umumnya berupa aktualisasi diri yang sifatnya umum maupun artikel yang specific seperti "Hukum", "Keluarga" dan "Dunia Islam"yang disarikan dari berbagai sumber. Harapannya semoga informasi yang tersaji, dapat dijadikan sebagai bahan renungan sehingga dapat memberi pencerahan serta dapat memperluas cakrawala berpikir.
Apabila anda berkeinginan untuk menyampaikan pesan dan kesan, silahkan klik "post a comment" disetiap akhir posting tulisanku.

Semoga karya ini bermanfaat.

www.flickr.com

Tuesday, January 30, 2007

Akhir dari sebuah penantian

Alhamdulillahi rabbil alamin puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, pada tanggal 16 Januari 2007 yang lalu, telah lahir dengan selamat putra kami tercinta, di rumah sakit Persahabatan Jakarta. Proses persalinan berlangsung dengan lancar meski menunggu dengan harap-harap cemas.

Indikasi persalinan terlebih dahulu ditandai dengan sering mules dan kejang perut istriku. Sinyal itu mulai dirasakannya sekitar jam 2.00 malam, sehari sebelumnya. Biasanya dalam kesehariannya, ketika menjelang malam istriku dapat tidur dengan nyenyak hingga dini hari. Kalau pun kadang sempat terbangun pada tengah malam, hal itu dilakukan hanya untuk ke toilet, setelah itu dapat tidur nyenyak kembali. Namun entah kenapa pada malam itu tidak seperti biasanya. Meski dipaksa untuk tidur tetapi mata tidak dapat dipejamkan. Kegelisahan bercampur dengan rasa sakit seketika menyergap istriku hingga menjelang dini hari. Setelah mencoba untuk bertahan hingga subuh, akhirnya istriku memberikan isyarat padaku bahwa sebentar lagi akan segera melahirkan si buah hati.

Setelah aku menunaikan shalat subuh, kami langsung bergegas ke rumah bersalin yang letaknya tidak begitu jauh dari tempat kami tinggal. Setelah diadakan pemeriksaan singkat, bidan menyatakan bahwa istriku beresiko tinggi untuk melahirkan secara normal. Alasannya bahwa istriku telah melakukan Caesar ketika melahirkan putri kami yang pertama. Sehingga untuk melahirkan putra kami yang kedua kemungkinan besar akan dilakukan hal yang sama. Mendengar keterangan yang disampaikan , maka pupus sudah harapan istriku untuk dapat melahirkan secara normal. Namun sebelum kami beranjak pergi , bidan menyarankan agar kami mencoba ke rumah sakit besar untuk proses persalinannya. Pertimbangannya disamping peralatan yang lengkap dan memadai, juga didukung oleh para dokter yang berpengalaman.

Pada saat itu waktu telah menunjukan pukul 7.15 WIB. Lalu lintas yang sebelumnya lengang berangsur-angsur mulai padat, kota Jakarta telah menunjukkan aktifitasnya. Saat itu pikiranku masih berkecamuk, mengingat biaya persalinan dengan Ceasar tidaklah sedikit. Namun saat itu juga aku mesti mengambil keputusan cepat, karena kondisi istriku sudah sedemikian mengkhawatirkan. Dalam perjalanan aku terus mencoba untuk menenangkannya.

Ketika masih dalam perjalanan, aku mencoba untuk berbelok ke Rumah Sakit Jayakarta, tempat kelahiran putri pertama kami. Sekadar mencari informasi mengenai besaran biaya yang harus dikeluarkan untuk persalinan Caesar maupun normal. Namun setelah kami dapatkan informasi tersebut, ternyata biaya yang harus dikeluarkan berbeda denganyang kami kira sebelumnya. Lagi-lagi kami hampir merasa putus asa. Bagi kami biaya itu terlalu besar untuk ukuran kami. Mungkin bagi yang mempunyai kecukupan dana, biaya sebesar itu tidak menjadi masalah. Untuk masalah yang kecil saja aku harus pandai mengatur keuangan, apalagi untuk masalah yang membutuhkan biaya yang sangat besar, rasanya semakin pesimis saja.

Istriku sangat gelisah pada saat itu. Kami merasakan hal yang sama antara harapan untuk dapat melahirkan normal dan kekhawatiran akan melahirkan secara Caesar.Istriku pada saat yang sama juga mengkhawatirkan kalau-kalau akan segera melahirkan saat itu juga. Dalam tenggang waktu yang mendesak itu pula aku memutuskan untuk ke RS Persahabatan. Dengan pertimbangan RS Persahabatan adalah milik pemerintah, sehingga biaya melahirkan dapat ditekan. Kalaupun mesti di Caesar mungkin tidak semahal rumah sakit swasta.

Sesampai di RS Persahabatan, aku langsung bergegas mencari informasi sebanyak mungkin mengenai biaya persalinan berikut hal-hal yang terkait dengannya. Setelah info kami dapatkan barulah aku urus segala sesuatunya kebagian administrasi. Ternyata biaya persalinan normal maupun Ceasar tidak sebesar di RS Swasta. Agak sedikit lega rasanya setelah mengurus administrasi persalinan isriku, meski dalam pengurusannya aku mesti bolak balik naik turun lift serta harus menggendong putriku Alya yang kebetulan saat itu sedang berulang tahun. Sedih bercampur haru aku rasakan karena disaat hari Ulang Tahun Alya, aku tidak sempat memberikan perhatian yang selayaknya untuk putriku. Namun demikian, aku dapat membayarnya dengan kuajak serta dalam kesibukan mengurus calon adiknya yang akan segera lahir. Biarlah aku letih menggendong Alya, asalkan Alya putriku selalu dalam pelukanku.

Waktu terus bergulir, jam telah menunjukan pukul 14.00 WIB. Namun tanda-tanda persalinan istriku belum juga muncul. Kekhawatiran dan kegelisahan senantiasa menghantuiku. Harap-harap cemas akan keselamatan mereka berdua. Dalam masa penantian itu tak putusnya aku bermohon kepada Allah SWT, agar diberikan kelancaran dan keselamatan. Diberikan persalinan yang normal adalah harapan kami berdua. Zikir dan doa senantiasa selalu membasahi lisanku yang setiap waktu ku lafaz-kan manakala kegelisan itu datang menghampiriku.

Sekitar jam 15.10 WIB, seorang petugas RS Persahabatan menyebut nama istriku, seraya mencari aku. Hatiku berdebar-debar mendengar panggilan itu. Saat itu juga aku langsung menghampirinya, dengan tergesa-gesa aku tanyakan keadaan istriku, apakah sudah lahir atau belum. Petugas RSP mengatakan “bapak mohon bersabar, karena sebentar lagi istri bapak akan segera melahirkan, saat ini istri bapak sedang ditangani oleh tim dokter”. Mendengar kabar tersebut maka makin berdebar-debarlah jantungku. Doa dan munajat kepada Allah SWT senantiasa aku mohonkan, untuk keselamatan mereka.

Tidak lama berselang, tepatnya jam 15.20 WIB istriku dapat melahirkan si buah hatiku dengan normal. Mendengar kabar yang disampaikan petugas RSP tersebut serasa aku ingin menangis. Perasaan haru tidak dapat ku sembunyikan dari wajahku. Tak terasa airmata bahagia menetes dari pelupuk mataku. Puji syukur kepada ALLAH SWT senantiasa aku ucapkan. Karena berkat kebesaran dan kekuasaan-NYA pula sesuatu yang menurut perkiraan manusia tidak mungkin,namun bagi-NYA semuanya mudah. Jadi kalau Allah SWT telah berkehendak “jadilah” maka sesuatu itu akan benar-benar terjadi. Maha suci Allah SWT dengan segala kekuasaan-NYA.

Saat itu pula langsung aku sampaikan kabar bahagia tersebut kepada orang tua dan mertuaku. Mendengar kabar yang ku sampaikan mereka nampak sangat bahagia sekali menyambut kehadiran cucu barunya. Tak lupa kabar itu aku sampaikan pula via sms ke adikku serta kepada orang-orang terdekat. Ucapan selamat senantiasa datang mengalir dari mereka, terlebih dari seniorku dikantor. Harapannya semoga dapat memberikan keberkahan bagi kedua orang tuannya.

Dengan lahirnya putra kami, pada tanggal 16 Januari 2007. secara tidak sengaja tanggal tersebut merupakan pula tanggal kelahiran putri pertamaku (Alya Alifia Tampubolon). Di tanggal yang sama terdapat hari ulang tahun yang sama bagi kedua buah hatiku. Sehingga tanggal tersebut adalah tanggal yang sangat spesial bagi keluarga kami, yang mana bukan saja sangat membahagiakan tetapi juga mengharukan.

Buah hati kami yang baru saja dilahirkan, kami beri nama ALFITRA AZHAR TAMPUBOLON. Semoga kelak putra kami ini menjadi anak yang sholeh, yang berakhlak mulia, serta dapat membanggakan kedua orang tuanya ….amin….


baca lanjutannya...>>

Saturday, January 06, 2007

Sebuah Penantian di awal tahun 2007

Medio tahun 2006 ada kabar yang membahagiakan kami tatkala setelah sebelumnya istriku melakukan test kehamilan dengan menggunakan alat test hamil yang banyak dijual di apotik. Pasalnya, istriku merasakan ada sesuatu kejanggalan dalam perutnya. Setelah di lakukan tes dengan menggunakan tes pack yang bermerek “sensitive”, hasilnya menunjukkan bahwa istriku positif hamil. Beberapa hari kemudian, sekadar untuk memastikan kebenaran akurasi hasil tes tersebut, kami coba lakukan cek ulang ke bidan dan juga memeriksakan ke dokter kandungan. Hasil yang kami terima ternyata memang benar positif hamil. Alhamdulillah….seraya terucap dalam batinku, ternyata Allah SWT akan segera menganugerahi kami lagi si buah hati.

Kabar gembira tersebut langsung ku sampaikan kepada my family. Mendengar kabar berita tersebut betapa bahagianya kami sekeluarga terlebih orang tua serta mertua-ku. Karena belum lama berselang pada saat itu kakak iparku baru saja melahirkan anak keduanya yang kebetulan perempuan, sehingga bertambahlah cucu mertuaku. Begitu pula dengan orangtua ku, kehadiran cucu keduanya nanti, berarti suasana rumah kami menjadi semakin semarak dengan terdengarnya tangis bayi.

Diawal tahun 2007 ini usia kandungan istriku tak terasa sudah mendekati 9 bulan. Menurut perkiraan dokter, istriku di prediksikan akan melahirkan sekitar pertengahan / akhir bulan Januari ini. Sudah barang tentu kebahagiaan akan bertambah tatkala di awal tahun baru akan hadir ke dunia si buah hati ku yang kedua. Namun menjelang usia kandungan istriku mencapai 8 bulan yang lalu, dokter telah menyarankan agar dilakukan USG. Hal itu diperlukan untuk melihat secara langsung kondisi kesehatan janin di rahim istriku. Hasil dari pemeriksaan USG saat itu menunjukkan janin yang ada dalam kandungan istriku dinyatakan sehat. Sesuai hasil pemeriksaan USG pula, ternyata janin yang di kandung istriku adalah berjenis kelamin laki-laki. Sehingga lengkap sudah keinginan kami untuk mempunyai anak laki-laki dan perempuan.

Menjelang kelahiran anakku yang kedua ini, tak terasa pula tanggal 16 Januari 2007 sudah semakin dekat. Hari itu adalah tanggal ulang tahun putriku yang ke 3 tahun. Menginjak usia 3 tahun putriku, tentunya membutuhkan perhatian ekstra dari kami sebagai orangtuanya. Bukan hanya dalam hal kesehatan fisiknya, tetapi juga menyangkut penanaman akhlak dan budi pekerti yang baik. Pembinaan akhlak dan budi pekerti merupakan salah satu pondasi yang kuat, agar kelak menjadi pribadi yang baik pula. Dalam usia balita tersebut merupakan tahap perkembangan fisik dan mental. Ada banyak hal yang secara langsung di contoh oleh anakku. Perilaku dan tingkah laku orangtuanya langsung ditiru olehnya. Untuk itu suri tauladan yang baik perlu di contohkan sehingga sang buah hati terhindar dari hal-hal negatif yang akan merusak akhlak dan perilakunya.
Dalam perkembangannya, banyak sekali progresifitas yang telah dicapai oleh putri kami. Sebagai contoh, Alya sudah dapat membantu kami dalam pekerjaan yang ringan, seperti menyapu, membereskan dan menyimpan mainan ke tempatnya. Perkembangan lainnya yang tak kalah membahagiakan adalah, Alya sudah pandai berbicara, menyanyi, belajar menulis, dsb. Hal itulah yang membuat kami merasa bersyukur atas sesuatu yang telah di karuniai-Nya pada kami sekeluarga.

Alya putri kami juga memang selalu menyukai bayi. Terkadang kakak iparku yang tinggal tidak jauh dari rumah mertuaku datang berkunjung dengan putrinya yang masih bayi manakala kami sedang menginap di Utan Kayu. Alya sangat senang sekali bercengkrama & bercanda dengannya. Membelai, mencium dan memeluk adalah kebiasaan putri kami ketika menjumpai saudara sepupunya yang bayi itu. Tingkah polah yang ditunjukkan Alya kadang membuat kami tertawa oleh ulahnya yang lucu itu. Kunjungan mereka juga membuat Alya tidak merasa kesepian. Memang dalam kesehariannya tatkala kami di Pondok Kelapa, Alya hanya ditemani & bermain oleh istriku dan opungnya kala siang hari. Sore hari setelah aku pulang kerja, tugas menjaga dan bermain dengan Alya beralih padaku. Dengan kehadiran adik barunya nanti, sudah barang tentu membuat Alya tidak merasa kesepian lagi. Alya akan selalu menemani dan bermain dengan adik barunya.

Sampai saat ini kami masih tinggal bersama dengan orangtua-ku di daerah Pondok Kelapa, ketimbang di rumah mertua di Utan Kayu. Pertimbangannya disamping suasana lingkungan lebih kondusif, waktu persalinan nanti juga kami pilih rumah sakit yang tidak jauh dari tempat tinggal kami. Faktor keamanan dan kenyamanan juga menjadi prioritas yang tak kalah penting. Meski demikian, keinginan untuk mengontrak rumah tetap menjadi impian kami. Namun dalam waktu dekat ini belum kami realisasikan karena banyak hal yang masih kami pertimbangkan, kecuali ada faktor yang sangat mendesak sekali.

Dalam tenggang waktu yang tidak terlalu lama ini istriku akan segera melahirkan si cabang bayi. Tentunya dalam masa penantian kehadiran si buah hati ini, kami semua berharap agar di tahun 2007 ini segala sesuatunya dapat berjalan dengan lancar. Istriku yang tengah mengandung, dapat melahirkan dengan selamat, serta bayi yang dilahirkan dalam keadaan sehat walafiat. Dan mudah-mudahan Allah SWT senantiasa memberikan kepada kami sekeluarga kelapangan rizki yang berlimpah lagi halal. Rizki yang bukan hanya membawa keberkahan tetapi juga dapat mengantarkan kami pada keridhoan Illahi Rabbi…..amin.
baca lanjutannya...>>