<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d33468724\x26blogName\x3dSarana+Mendunia\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://dmruli.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den_US\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://dmruli.blogspot.com/\x26vt\x3d-2935435255231741796', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>

Name:Dharma Maruli T
Home: Jakarta, Indonesia



Aksara Bermakna

Tidak berlebihan bila dikatakan bahwa "membaca" adalah syarat utama guna membangun sebuah peradaban. Semakin bagus sesuatu yang dibaca, maka semakin tinggi peradaban, demikian pula sebaliknya. Tidak mustahil pada suatu ketika "manusia" akan didefinisikan sebagai "makhluk membaca", suatu definisi yang tidak kurang nilai kebenarannya dari definisi lainnya semacam "makhluk sosial" atau "makhluk berpikir".



Add to Technorati Favorites

Add to My Yahoo!
blog-indonesia.com

Salam Pembuka

Assalamu'alaikum Wr.Wb.
Selamat datang di personal website ku. Website ini saya buat sebagai bentuk aktualisasi diri. Content yang disajikan umumnya berupa aktualisasi diri yang sifatnya umum maupun artikel yang specific seperti "Hukum", "Keluarga" dan "Dunia Islam"yang disarikan dari berbagai sumber. Harapannya semoga informasi yang tersaji, dapat dijadikan sebagai bahan renungan sehingga dapat memberi pencerahan serta dapat memperluas cakrawala berpikir.
Apabila anda berkeinginan untuk menyampaikan pesan dan kesan, silahkan klik "post a comment" disetiap akhir posting tulisanku.

Semoga karya ini bermanfaat.

www.flickr.com

Saturday, August 30, 2008

Menyongsong Ramadhan

Tak terasa waktu begitu cepat bergulir, laksana roda yang berputar mengitari poros. Tidak terasa tahun ini Ramadhan sudah berada di depan mata. Dalam hitungan hari sebentar lagi kita akan berjumpa dengan bulan suci itu. Suka cita senantiasa menyeruak dari setiap lubuk hati insan yang beriman.

Ramadhan adalah bulan special untuk umat Islam. Umat Islam dari belahan penjuru dunia merayakannya dengan takzim. Dikatakan special lantaran Allah SWT membukakan pintu Rahmat dan Maghfirah Nya yang seluas-luasnya bagi setiap hambanya yang menjalankan ibadah shaum. Terlebih bagi setiap hambanya yang haus akan ridho Allah. Baginya pertemuan dengan Ramadhan sama dengan bertemu sang kekasih. Segala gundah seketika hilang dengan hadirnya sang pujaan. Sampai-sampai ketika harus berpisah hatinya akan terasa berat, lantaran kepergiannya. Begitulah perumpamaan untuk sang pencinta ibadah yang hanya mengharapkan ridho dari Allah SWT.

Untuk menyongsong datangnya bulan suci, perlu persiapan diri. Diantara persiapan itu adalah persiapan rohani. Ibarat akan bertanding, persiapan perlu dilakukan dengan latihan. Tanpa latihan yang intens niscaya sulit untuk meraih kemenangan. Melatih rohani secara tidak langsung akan melatih kepekaan akan suatu hal. Latihan ini berfungsi untuk menumbuhkan spirit terhadap ibadah itu sendiri. Dengan mengobarkan semangat itu otomatis akan memberi efek psikologis ketika menjalankan puasa. Vibrasinya akan begitu terasa ketika mengerjakan ibadah wajib maupun sunnah selama Ramadhan. Berkecamuknya pertentangan bathin yang kerap hinggap tatkala akan melakukan ibadah, akan mudah tertanggulangi dengan semakin tarasahnya kepekaan rohani.

Tak dapat dipungkiri selama perjalanan waktu, sebagai seorang muslim tidak luput dari berlumur dosa. Untuk itu melalui momentum Ramadhan inilah seyogyanya kita pergunakan secara optimal untuk melebur dosa. Hanya dengan memperbanyak amal ibadah sajalah yang dapat meleburnya. Ekspektasi yang diharapkan pasca Ramadhan adalah, semoga kita dapat menjadi pribadi yang memiliki akhlakul kharimah. Pribadi yang dapat menjadi teladan bagi umat lainnya. Sehingga dalam mengarungi kehidupan yang fana ini, tidak terperosok kedalam lembah kenistaan.

Selamat menjalankan shaum Ramadhan kawan ..!!!, semoga kita mendapat predikat taqwa yang sebenarnya dari Allah SWT.

baca lanjutannya...>>

Thursday, August 21, 2008

Analogi Sebuah Agama

Agama hampir memiliki kesamaan dengan pakaian bila dianalogikan. Meskipun keduanya memiliki fungsi yang berbeda. Dalam kehidupan masyarakat, seseorang dapat dengan mudah mengganti pakaian, sepatu, bahkan mengganti nama sekalipun. Namun tidak demikian halnya dengan ganti agama. Allah SWT berfirman dalam surah Al-A’raf ayat 26 yang menyebutkan bahwa “sebaik-baik pakaian adalah pakaian takwa”.

Takwa merupakan hasil keberagamaan yang benar, sedangkan takwa oleh Allah dinyatakan sebagai sebaik-baik pakaian.

Apa yang menjadi pertimbangan ketika kita mengenakan pakaian? Pertama, tentunya untuk menjaga kesehatan. Mereka yang tinggal di daerah dingin sangat sadar akan fungsi pakaian untuk menjaga agar terhindar dari udara dingin. Kedua, pakaian berfungsi untuk menutup aurat. Fungsi ini mengingatkan kita akan kisah Adam yang terusir dari surga karena memakan buah khuldi. Lalu, Adam menemukan dirinya telanjang dan ia pun merasa malu. Kemudian, ia menutup auratnya dengan dedaunan. Dan, salah satu aspek yang membedakan manusia dengan bintang adalah manusia mengenal konsep aurat lalu mengenakan pakaian. Ketiga, orang dalam berpakaian akan memandang aspek estetika, agar terlihat indah dipandang. Bahkan aspek keindahan telah membuat pakaian berharga mahal manakala mendapat sentuhan designer terkenal.

Ketiga fungsi utama inilah pakaian dianalogikan dengan agama. Seseorang yang beragama mestinya jiwa dan badannya menjadi sehat, kehormatan dirinya terjaga, dan perilaku serta tutur katanya nyaman di dengar. Apabila ketiga hal tadi tidak ditemukan, pasti ada yang salah dengan dirinya atau ukuran pakaiannya yang tidak pas. Begitulah sikap keberagamaan. Ibarat pakaian yang ukurannya pas, mestinya dengan beragama seseorang lebih percaya diri, enak bergaul, dan sehat jiwa raganya. Pendek kata, seseorang haruslah merasa nyaman terhadap dirinya di manapun ia berada.

Tentu masih ada peran lain dari pakaian. Ada orang yang sengaja bersolek hanya untuk pamer. Maka jangan heran, beragama pun bisa terkena jebakan pamer atau riya. Ada lagi pakaian yang dirancang untuk berperang. Jadi, bisa saja semangat beragama selalu disertai semangat untuk berantem dan mengalahkan orang lain.

Dari beragam pakaian yang ada, rasanya fungsi yang primer adalah tiga pertama yang disebutkan tadi. Jadi beragama yang sehat dan benar adalah sikap keberagamaan yang mendatangkan rasa nyaman bagi diri sendiri dan enak dilihat bagi orang lain.

baca lanjutannya...>>