Analogi Sebuah Agama

Agama hampir memiliki kesamaan dengan pakaian bila dianalogikan. Meskipun keduanya memiliki fungsi yang berbeda. Dalam kehidupan masyarakat, seseorang dapat dengan mudah mengganti pakaian, sepatu, bahkan mengganti nama sekalipun. Namun tidak demikian halnya dengan ganti agama. Allah SWT berfirman dalam surah Al-A’raf ayat 26 yang menyebutkan bahwa “sebaik-baik pakaian adalah pakaian takwa”.
Takwa merupakan hasil keberagamaan yang benar, sedangkan takwa oleh Allah dinyatakan sebagai sebaik-baik pakaian.
Apa yang menjadi pertimbangan ketika kita mengenakan pakaian? Pertama, tentunya untuk menjaga kesehatan. Mereka yang tinggal di daerah dingin sangat sadar akan fungsi pakaian untuk menjaga agar terhindar dari udara dingin. Kedua, pakaian berfungsi untuk menutup aurat. Fungsi ini mengingatkan kita akan kisah Adam yang terusir dari surga karena memakan buah khuldi. Lalu, Adam menemukan dirinya telanjang dan ia pun merasa malu. Kemudian, ia menutup auratnya dengan dedaunan. Dan, salah satu aspek yang membedakan manusia dengan bintang adalah manusia mengenal konsep aurat lalu mengenakan pakaian. Ketiga, orang dalam berpakaian akan memandang aspek estetika, agar terlihat indah dipandang. Bahkan aspek keindahan telah membuat pakaian berharga mahal manakala mendapat sentuhan designer terkenal.
Ketiga fungsi utama inilah pakaian dianalogikan dengan agama. Seseorang yang beragama mestinya jiwa dan badannya menjadi sehat, kehormatan dirinya terjaga, dan perilaku serta tutur katanya nyaman di dengar. Apabila ketiga hal tadi tidak ditemukan, pasti ada yang salah dengan dirinya atau ukuran pakaiannya yang tidak pas. Begitulah sikap keberagamaan. Ibarat pakaian yang ukurannya pas, mestinya dengan beragama seseorang lebih percaya diri, enak bergaul, dan sehat jiwa raganya. Pendek kata, seseorang haruslah merasa nyaman terhadap dirinya di manapun ia berada.
Tentu masih ada peran lain dari pakaian. Ada orang yang sengaja bersolek hanya untuk pamer. Maka jangan heran, beragama pun bisa terkena jebakan pamer atau riya. Ada lagi pakaian yang dirancang untuk berperang. Jadi, bisa saja semangat beragama selalu disertai semangat untuk berantem dan mengalahkan orang lain.
Dari beragam pakaian yang ada, rasanya fungsi yang primer adalah tiga pertama yang disebutkan tadi. Jadi beragama yang sehat dan benar adalah sikap keberagamaan yang mendatangkan rasa nyaman bagi diri sendiri dan enak dilihat bagi orang lain.
2 Comments:
yups..saya mampir juga nih. gimana khabar bang ruli sekeluarga. sehatkah?
Artikel di blog Anda bagus-bagus. Agar lebih bermanfaat lagi, Anda bisa lebih mempromosikan dan mempopulerkan artikel Anda di infoGue.com ke semua pembaca di seluruh Indonesia. Telah tersedia plugin / widget kirim artikel & vote yang ter-integrasi dengan instalasi mudah & singkat. Salam Blogger!
http://www.infogue.com
http://agama.infogue.com/analogi_sebuah_agama
Post a Comment
<< Kembali ke halaman depan