Dunia Yang Asing
Dunia mungkin memang menyedihkan. Barangkali lantaran oksigen yang pertama kita hirup ketika lahir langsung timbul perasaan takut, gelisah, sesal dan nestapa bercampur aduk , sehingga mau tak mau kita harus berteriak keras dalam tangisan. Bahkan ketika sejak menjadi janin ternyata kita sudah menyerah, sehingga harus terpaksa menerima tawaran dunia yang sebetulnya tidak kita mengerti.
Pada saat sekarang, siapa yang dapat menolak bahwa ia harus dilahirkan dalam sebuah rumah sakit bersalin atau dengan bantuan seorang bidan atau dukun beranak atau apalah namanya itu. Dengan bantuan mereka atas seijin NYA kita dapat lahir ke dunia yang begitu asing. Sesuatu yang pada awalnya tidak bisa kita mengerti.
Menjelang dewasa, dunia menawarkan begitu banyak cara untuk mempengaruhi kita. Sebagai manusia yang memiliki banyak kekurangan, kita tak kuasa untuk menolaknya. Bukan saja dalam adat istiadat, tradisi, hukum dengan segala pernik dan dimensinya berusaha memenjarakan dan menelikung sekujur tubuh kita, mulai dari ranjang bayi hingga ranjang di lahat nanti. Tak ketinggalan aturan budaya modern, kehidupan baik politik, sosial dan ekonomi meminta kita untuk menjadi makhluk yang tidak bisa lagi memilih. Menjadi manusia yang kalah dan menyerah, menjadi korban dan menjadi insan yang jinak dan dijinakkan oleh berbagai macam tawaran.
Kita tak punya banyak pilihan. Walau secara nature berkuasa untuk menolak, tapi anda tak bisa memilih. Sebagai anak manusia kita telah ditaklukan. Betapa jinak kita ketika produk-produk budaya terkini yang kadang asing bahkan sebetulnya tidak kita perlukan menyerbu kita dan menjadi kebutuhan hidup, sekunder bahkan primer.
Semua ini terserah kepada anda, karena anda lah yang melakoni kehidupan ini.
baca lanjutannya...>>