<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d33468724\x26blogName\x3dSarana+Mendunia\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://dmruli.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den_US\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://dmruli.blogspot.com/\x26vt\x3d-2935435255231741796', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>

Name:Dharma Maruli T
Home: Jakarta, Indonesia



Aksara Bermakna

Tidak berlebihan bila dikatakan bahwa "membaca" adalah syarat utama guna membangun sebuah peradaban. Semakin bagus sesuatu yang dibaca, maka semakin tinggi peradaban, demikian pula sebaliknya. Tidak mustahil pada suatu ketika "manusia" akan didefinisikan sebagai "makhluk membaca", suatu definisi yang tidak kurang nilai kebenarannya dari definisi lainnya semacam "makhluk sosial" atau "makhluk berpikir".



Add to Technorati Favorites

Add to My Yahoo!
blog-indonesia.com

Salam Pembuka

Assalamu'alaikum Wr.Wb.
Selamat datang di personal website ku. Website ini saya buat sebagai bentuk aktualisasi diri. Content yang disajikan umumnya berupa aktualisasi diri yang sifatnya umum maupun artikel yang specific seperti "Hukum", "Keluarga" dan "Dunia Islam"yang disarikan dari berbagai sumber. Harapannya semoga informasi yang tersaji, dapat dijadikan sebagai bahan renungan sehingga dapat memberi pencerahan serta dapat memperluas cakrawala berpikir.
Apabila anda berkeinginan untuk menyampaikan pesan dan kesan, silahkan klik "post a comment" disetiap akhir posting tulisanku.

Semoga karya ini bermanfaat.

www.flickr.com

Thursday, July 10, 2008

Ketika Putriku Mulai Bersekolah

Memasuki bulan Juli tahun ini kesibukan kami sebagai orang tua bertambah satu. Hampir setiap pagi kecuali hari minggu, mengharuskan kami untuk mempersiapkan segala keperluan sekolah sang buah hati. Mulai dari menyiapkan bekal makan, minum, pakaian seragam hingga mengantar berangkat sekolah. Pasalnya, awal tahun ajaran baru ini, putri sulung kami untuk pertama kalinya masuk sekolah Taman Kanak-kanak. Ini merupakan awal pertama bagi putriku menduduki bangku sekolah. Di sekolah TK Curug Indah, putriku masuk dalam kelompok TK A (kecil), lantaran usianya belum mencapai lima tahun.

Setahun sebelumnya Alya putri sulung kami sempat menyatakan keinginannya untuk bersekolah. Keinginan itu acapkali disampaikan manakala melihat teman sebaya maupun sepupunya yang sudah bersekolah. Akan tetapi keinginan Alya tidak langsung kami penuhi, lantaran sering berubah-ubah. Dalam artian hari ini bilang mau besok bilang tidak. Agar tidak mengecewakannya, terkadang ku ajak sang buah hati mengunjungi perpustakaan. Kunjungan kami keperpustakaan dalam rangka untuk menumbuh minat serta kemauannya dalam belajar. Perpustakaan yang kerap kami kunjungi adalah perpustakaan LIA yang terletak di Jl. Pramuka Jakarta. Perpustakaan LIA adalah perpustakaan umum yang menyajikan berbagai koleksi buku, baik yang berbahasa Inggris maupun Indonesia. Perpustakaan yang dikhususkan untuk anak terletak dilantai 3, persis satu lantai dengan perpustakaan umum. Ruangan yang memiliki dekorasi mirip sekolah TK itu hanya dipisahkan oleh sekat kaca untuk membedakannya.

Kunjungan kami ke perpustakaan untuk menumbuhkan atmosphere belajar sang buah hati, sebelum nantinya memasuki dunia pendidikan yang sesungguhnya. Disamping itu untuk menstimulus keingintahuannya akan berbagai hal seputar dunia sekolah. Kunjungan ke perpustakaan tentunya memberi manfaat positif bagi sang buah hati. Segi positif yang kami peroleh adalah kemudahan dalam mengakses bahan bacaan. Disana tersebar berbagai macam buku yang dapat dipilih. Buku yang menyajikan cerita bergambar, seputar dunia flora & fauna, pengenalan jenis hewan hingga majalah anak yang sedang tren saat ini adalah sederet buku yang dipilih Alya. Meski sang buah hati belum dapat membaca, tetapi paling tidak dapat melihat gambarnya. Alya cukup antusias apabila aku janjikan untuk berkunjung ke perpustakaan. Seakan tak pernah jemu meski telah ku ajak untuk yang kesekian kalinya. Berpijak dari kondisi itulah pada tahun ajaran baru ini, Alya kami daftarkan ke sekolah TK, agar potensi dan minat yang dimilikinya dapat berkembang.

Hari pertama masuk sekolah

Memasuki hari pertama Alya masuk sekolah, sikapnya nampak masih malu dan canggung. Kami memaklumi hal yang demikian, karena ini merupakan kali pertama baginya menduduki bangku sekolah. Kondisi ini kami pahami merupakan bagian dari adaptasi lingkungan. Alya putri kami, belum dapat berbaur dengan teman-teman sekelasnya. Bahkan ketika pelajaran dimulai, tiba-tiba ia malah merajuk untuk minta ditemani oleh istriku di dalam kelas. Tentu saja kejadian ini sedikit merepotkan. Hal serupa juga dialami oleh salah seorang siswi yang lain, sehingga suasana kelas menjadi gaduh. Meski berusaha membujuk agar tumbuh rasa percaya dirinya, saat itu keberaniannya belum muncul. Butuh kesabaran untuk membangun rasa percaya dirinya. Selang beberapa saat kemudian, barulah keadaan itu mencair. Saat itu rasa percaya diri putriku berangsur tumbuh. Perlahan-lahan istriku dapat beringsut dari tempat duduknya meninggalkan Alya dalam kelas untuk mengikuti pelajaran.

Selama Alya (sang kakak) bersekolah, Alfi (sang adik) tak ketinggalan selalu ikut serta menemani sang kakak ke sekolah. Diajaknya Alfi ke sekolah menemani sang kakak, lantaran dirumah tidak ada yang menjaganya. Meski di rumah ada opungnya yang dapat dimintai tolong, namun kami tidak ingin merepotkannya, sehingga Alfi kami ajak juga ke sekolah.

Alfi dan istriku harus menunggu diluar kelas hingga waktu pulang tiba. Ditemaninya Alya disekolah disebabkan masih ada terbersit kekhawatiran jika Alya tiba-tiba mencari ibundanya. Begitu pun dengan orang tua murid yang lain, mereka dengan setia menunggu putra-putrinya bersekolah hingga pulang. Kadang untuk membuat Alya merasa nyaman berada dalam kelas, istriku sesekali mengamati dari balik jendela untuk mengetahui apa yang tengah dikerjakannya.

Proses belajar mengajar

Kegiatan belajar di TK masih memfokuskan pada belajar sambil bermain. Tiada hari yang terlewat tanpa bermain dan bernyanyi bersama. Semua kegiatan sengaja diciptakan dengan suasana penuh riang gembira. Untuk mengasah keberanian para siswa, terkadang Alya diminta oleh ibu guru untuk bernyanyi di depan kelas. Putri kami nampak tidak cangung memenuhi permintaan gurunya untuk bernyanyi. Disamping bernyanyi dan bermain, tak jarang diselipkan pula pelajaran menulis dan menggambar, sehingga terlihat lebih bervariasi.

Hingga seminggu telah berlalu, nampak ada secercah perubahan yang cukup signifikan terkait semangat belajar putri kami. Dahulu sebelum bersekolah, motivasi belajar Alya tidak segiat sekarang. Dahulu sebelum bersekolah, bahkan ketika diajarkan oleh istriku berbagai tingkah polah ditunjukkan sehingga membuat ibundanya jengkel. Namun semenjak Alya mulai bersekolah semangat belajarnya mulai menunjukkan progress yang menggembirakan. Perlahan tapi pasti Alya kini sudah dapat mengenali angka dan huruf yang diajarkan. Resepnya adalah dengan menciptakan suasana belajar yang kondusif, sehingga materi yang disampaikan dapat dengan mudah diserap dan dicerna.

Dengan memperkenalkan sang buah hati dengan pendidikan formal sedini mungkin diharapkan akan menumbuhkan rasa percaya diri, semangat untuk belajar, semangat berkompetisi secara sehat, dan yang tak kalah penting adalah semangat untuk bersosialisasi serta berbagi dengan sesama.

baca lanjutannya...>>