<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d33468724\x26blogName\x3dSarana+Mendunia\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://dmruli.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den_US\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://dmruli.blogspot.com/\x26vt\x3d-2935435255231741796', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>

Name:Dharma Maruli T
Home: Jakarta, Indonesia



Aksara Bermakna

Tidak berlebihan bila dikatakan bahwa "membaca" adalah syarat utama guna membangun sebuah peradaban. Semakin bagus sesuatu yang dibaca, maka semakin tinggi peradaban, demikian pula sebaliknya. Tidak mustahil pada suatu ketika "manusia" akan didefinisikan sebagai "makhluk membaca", suatu definisi yang tidak kurang nilai kebenarannya dari definisi lainnya semacam "makhluk sosial" atau "makhluk berpikir".



Add to Technorati Favorites

Add to My Yahoo!
blog-indonesia.com

Salam Pembuka

Assalamu'alaikum Wr.Wb.
Selamat datang di personal website ku. Website ini saya buat sebagai bentuk aktualisasi diri. Content yang disajikan umumnya berupa aktualisasi diri yang sifatnya umum maupun artikel yang specific seperti "Hukum", "Keluarga" dan "Dunia Islam"yang disarikan dari berbagai sumber. Harapannya semoga informasi yang tersaji, dapat dijadikan sebagai bahan renungan sehingga dapat memberi pencerahan serta dapat memperluas cakrawala berpikir.
Apabila anda berkeinginan untuk menyampaikan pesan dan kesan, silahkan klik "post a comment" disetiap akhir posting tulisanku.

Semoga karya ini bermanfaat.

www.flickr.com

Wednesday, January 23, 2008

Rahasia Hidup Bahagia


Pernahkah kita merenung sekaligus bertanya akan hakikat kebahagiaan ? Mungkin tidak sedikit dari kita tidak sempat bertanya dalam hati atau bahkan mungkin tidak sempat pula merenungkannya. Ketidak pedulian mungkin saja disebabkan oleh sempitnya waktu, sehingga hal itu dianggap sepele oleh kebanyakan orang. Apabila coba kita renungkan serta kaji lebih dalam, mungkin kita akan menemukan berbagai macam persepsi tentang kebahagiaan. Namun kali ini aku coba mengartikulasikan kebahagiaan dari sudut pandang yang berbeda.

Tahukah anda apa sebenarnya rahasia hidup bahagia ? Tidak jarang kebahagiaan selalu diukur dengan memiliki banyaknya materi. Segala sesuatu yang dapat memuaskan nafsu bendaniah seperti harta, pangkat serta kedudukan. Apakah dengan memiliki kendaraan yang mewah, rumah yang mentereng, pangkat dan kedudukan yang tinggi dikantor serta keturunan priyayi, anda akan merasa bahagia? Secara manusiawi pasti kita akan mengatakan “Ya”. Tetapi percayalah, semua itu tidak akan berlangsung lama. Seiring berputarnya waktu, lambat laun semua itu akan sirna ditelan oleh sang waktu.

Sesungguhnya bahwa kebahagiaan yang berada diluar diri kita sifatnya adalah semu. Dalam arti kebahagiaan itu akan sirna begitu anda berhasil memilikinya. Sebagai ilustrasi, apabila kita melihat teman kita membeli mobil mewah, handpone yang canggih, atau mungkin pakaian baru. Pasti dalam hati kecil keinginan itu muncul untuk juga memiliki barang tersebut. Anehnya begitu kita berhasil memiliki barang yang sama, rasa bahagia itu akan segera hilang. Dengan kata lain kita akan merasa biasa-biasa saja dengan memiliki barang tersebut. Kadang yang muncul adalah perasaan tidak puas. Adakalanya sejak saat itu kita mulai melirik orang lain yang memiliki barang yang lebih bagus daripada yang sudah kita miliki. Melihat hal itu kita pasti akan kembali berangan-angan untuk segera memilikinya. Demikianlah seterusnya. Apabila anda sudah terjangkit sindrome semacam itu, maka waspadalah. Anda tidak akan pernah merasa bahagia.

Seorang bijak mengatakan, “segala keinginan yang ada pada manusia-lah yang seringkali menjauhkan manusia itu dari kebahagiaan.” Kebahagiaan sebenarnya adalah sebuah kondisi tanpa syarat. Kita tidak perlu memiliki apapun untuk menjadi manusia yang bahagia. Nampaknya hal itu tidak masuk akal, dan sedikit ironis. Namun apabila diresapi bahwa sebetulnya kebahagiaan itu adalah sesuatu yang sudah kita putuskan dari awal. Coba cam-kan dalam hati, “Saya sudah memilih untuk hidup bahagia apapun yang akan terjadi.” Insya Allah kita akan merasa bahagia meskipun tidak memiliki harta yang banyak. Karena kita telah mengkondisikan diri semacam itu. Sehingga semua itu tidak akan mengganggu pikiran kita. Hal itu disebabkan kita sebagai manusia tidak menempatkan kebahagiaan disana.

Kebahagiaan yang hakiki menurut para ahli terletak didalam diri kita sendiri. Inti kebahagiaan ada pada pikiran (mindset) kita. Coba ubahlah mindset pikiran kita, dan secara menakjubkan kita akan segera menemukan kebahagiaan dan ketentraman bathin yang sesungguhnya. Ada tiga resep untuk menumbuhkannya. Sekarang, cobalah renungkan arti tasbih, tahmid dan takbir yang setiap kali kita ucapkan setiap hari setelah selesai sholat. Apabila coba kita gali, maka kunci kebahagiaan ada pada ketiga hal tersebut.

Kunci pertama kebahagiaan adalah rela memaafkan. Coba resapi kalimat “Subhanallah”. Kalimat itu bermakna, Allah SWT-lah yang maha suci, sementara manusia adalah tempat kesalahan dan kealphaan. Kesempurnaan manusia justru terletak pada ketidak sempurnaannya. Dengan memahami konsep ini, hati kita akan selalu terbuka untuk memaafkan orang lain. Berbagai permasalahan besar yang kita hadapi dalam hidup ini bersumber dari ketidakmampuan kita untuk memaafkan orang lain. Namun apabila kita mau berbesar hati dengan memafkan kesalahan orang lain, mungkin kita akan menemukan kebahagiaan itu.

Kunci kedua adalah bersyukur. Apabila kita renungkan kata “Alhamdulillah”, kata tersebut merupakan ungkapan syukur. Orang yang bahagia adalah orang yang selalu mengucapkan Alhamdulillah dikala suka maupun duka. Seperti di perlihatkan oleh seorang penggembala miskin yang kehilangan ternak satu-satunya. Semua orang di desa itu amat sangat prihatin atas kejadian itu. Namun si penggembala hanya bisa pasrah pada Tuhan. Si penggembala miskin tidak bisa berbuat apa-apa setelah ternak yang hilang itu tidak dapat ditemukannya. Menghadapi musibah itu, dia berusaha tetap tegar. Kata yang terucap dari bibirnya hanya Alhamdulillah, meski terdengar getir. Ternyata sepekan setelah kejadian, ternak yang hilang tiba-tiba kembali sambil membawa segerombolan ternak lainnya. Sejak saat itu si penggembala mendadak jadi kaya raya. Penduduk desa berduyun-duyun mengucapkan selamat padanya. Namun lagi-lagi ia hanya berucap “Alhamdulillah”.

Tak lama berselang si penggembala ini kembali diterpa musibah. Kali ini kaki anak kesayangannya patah, karena terjatuh dari pohon ketika hendak membantu orang tuanya. Penduduk desa kembali prihatin menyaksikan kejadian tsb. Namun kata yang senantiasa terucap dari bibir sipenggembala hanya kata “Alhamdulillah”. Ternyata seminggu kemudian bala tentara pemerintah masuk ke desa itu hendak mencari para pemuda untuk wajib militer. Semua pemuda didesa itu diangkut keluar desa kecuali anak sipenggembala yang patah kakinya. Melihat hal itu si penggembala hanya berkata singkat “Alhamdulillah”.

Kisah si penggembala tersebut sangat inspiratif, karena dapat menunjukkan pada kita bahwa apa yang kelihatannya baik, belum tentu baik buat dia. Sebaliknya apa yang kelihatannya buruk belum tentu juga buruk. Orang yang bersyukur adalah orang yang tidak terganggu dengan apa yang ada diluar dirinya, karena ia selalu ikhlas menerima apa saja yang dihadapinya.

Kunci ketiga kebahagiaan adalah “tidak membesarkan ha-hal yang kecil. Coba simak kalimat “Allahu Akbar”. Kita akan merasa bahwa hanya Tuhan yang Maha Besar. Banyak hal-hal kecil yang kita pusingkan setiap harinya. Mungkin masalah ini bahkan tak akan ingat lagi setahun kemudian. Penelitian tentang stress menunjukkan adanya beberapa hal yang merupakan penyebab terbesar stress seperti kematian orang yang kita cintai, dsb. Bolehlah hal semacam ini atau kejadian lain, kita anggap sebagai hal yang agak besar. Tapi bukankah hal semacam ini hanya kita alami sesekali dan pada waktu tertentu saja. Kenyataannya, kebanyakan hal-hal yang kita permasalahkan dalam hidup ini adalah selalu berkutat dengan masalah-masalah kecil yang suatu saat akan terlupakan.

baca lanjutannya...>>