Foto bareng "dalam kenangan"

Foto kenangan ini diabadikan ketika Hari Raya Idul Fitri 1427 H / 24 Oktober 2006. Foto bersama seperti ini boleh dikatakan jarang dilakukan, mengingat sebagian dari kami mempunyai banyak kesibukan, sehingga baru lebaran kali ini kami menyempatkan untuk berkumpul dan berfoto. Kendala lainnya adalah, kamera yang biasa digunakan adalah kamera konvensional, sehingga serasa merepotkan bila harus digunakan karena harus membeli roll film dan batere. Hasil jepretannya pun tidak dapat langsung kami nikmati, karena klisenya harus diproses di laboratorium photo untuk dicetak. Dengan menggunakan Digital Camera semuanya menjadi lebih mudah.
Seperti tahun-tahun sebelumnya saat menjelang Idul Fitri adik-ku yang kuliah di Jogja selalu pulang ke Jakarta untuk berlibur sekaligus merayakan hari raya bersama dengan keluarga. Pernak-pernik yang dibelikan oleh orang tua-ku selalu diingatkan untuk dibawa, mulai dari HP hingga sikat gigi. Salah satu pernik yang kudu dibawa tentunya adalah kamera digital, meski tidak berharga mahal dan tidak bermerk terkenal, namun amat sangat membantu dalam hal foto- memfoto, sehingga moment lebaran serasa lebih bermakna dengan diabadikan dengan foto digital.
Seperti nampak dalam gambar, sebagian dari yang difoto belum sempat berhias, maklum semua itu karena dadakan. Namun demikian mereka tetap terlihat cantik dan natural begitu kata tukang foto. Photo ini juga merupakan kenangan terakhir dengan Ibu Yuniar (biasa kami sebut dengan Ibu Niang). Kenangan yang tidak dapat kami lupakan, baik ketika menjelang dan sesudah Idul Fitri tahun ini. Banyak kenangan yang telah kami lalui bersama dengan beliau, kenangan yang lucu maupun yang menyenangkan. Sebuah kenangan yang tidak akan terulang kembali. Kehadiran beliau ditengah-tengah keluarga kami senantiasa banyak membantu. Banyak pekerjaan yang terbantu dengan kehadiran Ibu Niang, beberapa pekerjaan yang membutuhkan keuletan dan kesabaran.
Sudah menjadi tradisi dikeluarga kami menjelang lebaran ibuku seperti biasa selalu membuat kue sendiri, disamping rasanya yang nikmat juga tampilannya cukup khas sekaligus irit. Ibu Niang selalu menyempatkan diri untuk membantu ibu-ku dalam membuat penganan untuk lebaran. Diantaranya adalah membuat ketupat beserta lauknya. Walau kondisi kesehatan beliau tidak fit seperti dulu, tetapi semangat nya untuk membahagiakan kami senantiasa terpancar di wajahnya, sehingga kami pun tidak khawatir akan kesehatannya. Pekerjaan membuat ketupat menjadi terasa ringan dengan kehadiran beliau.
Masih sempat terngiang ditelinga kami canda tawa beliau di rumah kami. Masih segar dalam ingatan kami, ketika ibu Niang masih sering merindukan putri kami (Alya) untuk berkunjung kerumah beliau. Namun menjelang hari-hari terakhir bersama beliau kami belum sempat memberikan sesuatu yang sangat berharga. Sesuatu yang belum sempat kami wujudkan, ternyata waktu yang begitu cepat yang mendahului semuanya. Allah SWT ternyata telah terlebih dulu memanggilnya untuk kembali keharibaan-Nya.
Semua kebaikan yang telah dilakukan oleh bu Niang semasa hidupnya, senantiasa akan kami ingat & simpan sebagai sebuah kenangan indah. Sesuatu yang dapat kami berikan saat ini hanyalah rangkaian doa, yang selalu kami panjatkan kehadirat-Nya ketika selesai sholat. Semoga arwah almarhumah Ibu Niang senantiasa mendapatkan tempat yang layak di sisi-Nya, diterima amal ibadahnya, dan dilapangkan kuburnya. Dan semoga bu niang mendapatkan surga seperti yang telah di janjikan-Nya…..amin.
0 Comments:
Post a Comment
<< Kembali ke halaman depan